Adapun PDN sementara yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemenkominfo dan Telkom Sigma mengalami gangguan akibat serangan ransomware sejak 20 Juni 2024 lalu. Dalam kasus peretasan PDN itu, para hacker menggunakan perangkat lunak perusak atau ransomware jenis baru bernama LockBit 3.0 Brain Chiper.
Sahroni menduga dana pemeliharaan PDN yang mencapai ratusan miliar itu tidak digunakan dengan baik. “Patut diduga ada dugaan tindak penyelewengan di sana, ada oknum-oknum tidak kompeten di PDN,” kata Sahroni melalui keterangan tertulis pada Ahad, 30 Juni 2024.
Dia mempertanyakan kinerja pihak-pihak yang bertanggung jawab menjaga PDN itu. “Dengan dana sebesar itu, masa iya proteksi sibernya mudah dibobol dan tidak bisa dipulihkan. Kan, tidak masuk akal, terus ngapain aja mereka selama ini dengan dana sebesar itu?” ucap politikus Partai NasDem tersebut.
Sahroni menyatakan insiden peretasan PDN kali ini sebagai hal yang sangat fatal dan memalukan. Sebabnya, kejadian itu menunjukkan bahwa negara Indonesia telah dibuat tidak berdaya menghadapi serangan siber.
Maka dari itu, Sahroni mengatakan harus ada pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut. “Jangan cuma ngeles dengan seribu alasan tanpa adanya perbaikan,” ujar dia.