“Jadi nama-nama yang muncul, bahkan dari menteri-menteri juga kan muncul nama Mas Pram (Pramono Anung). Mungkin kalau tertarik, Pak Nadiem mungkin (dimasukkan),” ujar Puan, pada 5 Juli 2024, seperti tertulis dalam Antara.
Sebelum dilirik oleh PDIP, Nadiem Makarim telah menjabat sebagai Mendikbud Ristek sejak 2019. Selama menjadi menteri, ia telah merilis beberapa kebijakan dalam dunia pendidikan.
Mengubah Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional (AN)
Dikutip kemdikbud.go.id, AN adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah. AN yang mulai diterapkan pada September 2021 ini menilai mutu satuan pendidikan berdasarkan hasil belajar murid mendasar, seperti literasi, numerasi, karakter, kualitas belajar-mengajar, dan iklim satuan pendidikan.
Pada AN, ada tiga komponen yang diuji, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. AN hadir untuk menunjukkan pengembangan kompetensi dan karakter murid. AN diberlakukan tidak menimbulkan konsekuensi bagi siswa, guru, dan kepala sekolah, baik terkait anggaran maupun kelulusan.
Mengusung Merdeka Belajar
Nadiem mengusung konsep Merdeka Belajar sebagai tanggapan kritik terhadap kebijakan di pendidikan.
“Merdeka Belajar adalah kemerdekaan berpikir dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di murid,” jelas Nadiem, pada 13 Desember 2019.
Kehadiran Merdeka Belajar lantaran Nadiem menilai seharusnya tidak ada orang meremehkan kemampuan guru dengan tugas yang sulit. Selain itu, ia juga menyatakan, guru harus berkompetensi di level apa pun sebagai penunjang Merdeka Belajar. Dengan program ini, semua guru harus berpikir secara mandiri dan saling menghormati perubahan dalam proses belajar-mengajar.
Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Salah satu bentuk Merdeka Belajar adalah penyederhanaan RPP. Menurut Nadiem, penyederhanaan RPP didedikasikan untuk guru agar meringankan beban administrasi. RPP yang sebelumnya terdiri dari belasan komponen, kini disederhanakan menjadi tiga komponen inti hanya dalam satu halaman. Penyederhanaan RPP dilakukan atas dasar banyak guru kerap menghabiskan waktu menulis RPP yang seharusnya difokuskan mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Pada pembuatan RPP, prinsip efisien, efektif dan berorientasi pada murid harus diutamakan.