“(Soal Anies gagal maju Pilkada) Saya kan ditudang-tuding. Kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding. Saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya?” kata Jokowi ditemui usai acara di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, pada Jumat, 30 Agustus 2024.
Majalah Tempo edisi 12 Agustus 2024, menulis tentang manuver Jokowi dan Koalisi Prabowo yang bergerilya menggagalkan pencalonan Anies di Pemilihan Gubernur Jakarta. Saat itu ada skenario kotak kosong.
Sebanyak 13 partai pendukung pemerintah yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju atau KIM plus menyokong Ridwan Kamil dan Suswono. Kesepakatan politik itu menutup kans Anies maju Pilgub Jakarta.
Meskipun belakangan Anies digadang menjadi bakal calon gubernur Jakarta dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Namun PDIP pada akhirnya memberikan tiketnya pada pembantu Jokowi, Pramono Anung, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet.
Dinamika di hari terakhir pendaftaran pada Kamis, 29 Agustus 2024, kencang kabar Anies bakal diusung oleh PDIP sebagai calon gubernur di Jawa Barat. Namun sampai akhir pendaftaran pada 23.59 WIB, eks Gubernur Jakarta itu tidak teregistrasi dalam kontestasi di daerah mana pun.
PDIP akhirnya mendaftarkan pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja yang merupakan kader internal partai itu ke KPU Jawa Barat, pada Kamis malam. Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono mengungkap alasan di balik batalnya Anies Baswedan maju Pilkada Jabar lewat partainya karena ada tangan-tangan yang tak menyetujui Anies.