Mabes TNI: Prajurit Aktif Tetap Dilatih Pertahanan Siber

Logo Tempo
Inworld looking yang dimaksud adalah militer Indonesia masih berfokus pada persoalan dalam negeri selain perang. Misalnya dalam program makan bergizi gratis, cetak sawah, ketahanan pangan, maupun ketahanan energi.
Hal tersebut, kata Al Araf, tentunya menjadikan pembangunan angkatan siber tidak relevan. Alasannya, angkatan siber dibangun dengan tujuan proteksi pertahanan negara terhadap ancaman serangan siber.
“Justru jika dipaksakan dibangun dengan merekrut sipil, ini dikhawatirkan malah melahirkan banyak pendengung untuk menjaga citra pemerintah,” ujar Al Araf.
Ia mendesak agar perekrutan masyarakat sipil menjadi angkatan siber tidak dilakukan selama orientasi militer Indonesia hanya berfokus pada urusan dalam negeri selain perang. “Potensi penyalahgunaannya besar. Bisa saja sipil yang expertise di bidang siber digunakan untuk kepentingan ekonomi, politik, dan sosial pemerintah saja, bukan untuk pertahanan,” ucap Al Araf.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto sebelumnya mengatakan lembaganya bakal merekrut warga sipil untuk menjadi bagian dari angkatan siber. Masyarakat sipil yang akan direkrut adalah mereka yang memiliki kemampuan khusus di bidang siber dengan tujuan mempermudah kerja-kerja TNI dalam mengatasi ancaman serangan siber.
“Bukan tentara yang kita jadikan orang siber, itu akan susah. Saya rekrut khusus siber yang memang tadinya orang siber, sipilnya siber,” ujar Agus di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat, 31 Januari lalu.
Perekrutan sipil untuk menjadi angkatan siber ini, kata Agus, tak jauh berbeda dengan perekrutan perwira prajurit karier (PK), yang direkrut lantaran memiliki kriteria atau keahlian khusus. Sehingga, ia mengatakan, TNI juga memiliki rencana untuk memperbanyak perekrutan perwira PK guna menambah kekuatan di masing-masing bidang. “Kita perbanyak yang spesialisasi di bidang kedokteran, psikologi, dan hukum,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *