Podomoco.com, Jakarta – Memasuki pekan ketiga pelaksanaan makan bergizi gratis Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa anggaran yang tersisa untuk program tersebut tinggal Rp 71 triliun atau hanya cukup membiayai program hingga Juni 2025.
Zulhas juga mengatakan untuk menjalankan program MBG satu tahun penuh diperlukann anggaran mencapai Rp 420 triliun.
Atas kabar tersebut sejumlah pihak angkat bicara memberikan saran dan masukan agar program unggulan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dapat berjalan baik.
Para tokoh pejabat pemerintah memberikan saran yang berbeda-beda terkait kekurangan dana program makan bergizi gratis, ketua DPD RI Sultan Najamuddin menyarankan untuk mengambil kekuranagn dan dari zakat. Di sisi lain Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Santoso menyarankan agar memotong dana desa untuk dialokasikan ke program makan bergizi gratis.
Berikut pendapat sejumlah tokoh terkait sumber anggaran dana yang dinilai dapat bantu tutup kekuranagn anggaran makan bergizi gratis.
1. Pemotongan Dana Desa
Atas kekurangan anggaran yang terjadi di tengah program makan bergizi gratis yang baru saja memasuki minggu ketiga muncul sebuah usulan dari Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mengatakan bahwa paling tidak mencakup 20% dari dana desa akan dialokasikan untuk program makan bergizi gratis (BMG) pada tahun 2025.
“Untuk ketahanan pangan makan siang bergizi itu dari dana desa. Tadi saya sampaikan 20% dari Rp 71 triliun dana desa tahun 2025 untuk ketahanan pangan,” ucap Yandri usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah menteri lainnya di Istana Kepresidenan Bogor, sebagaimana dikutip Antara, Sabtu, 4 Januari 2025.
Selain itu, baru-baru ini Ketua DPD RI Sultan Najamuddin juga mengusulkan agar kekurangan dana anggaran dalam program makan bergizi gratis (MBG) diambil dari dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Sultan menilai dana ZIS berpotensi memenuhi separuh dari kebutuhan anggaran program MBG.